Potensi Fisik dan Non Fisik Desa - Geograph88

Potensi Fisik dan Non Fisik Desa

Potensi Fisik dan Non Fisik Desa
Apakah sekarang kamu tinggal di wilayah desa?sudahkah mengenali potensi desa kamu sendiri?. 

Desa merupakan unit pemerintahan di bawah kabupaten yang berhak menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Indonesia memiliki jumlah desa yang sangat besar dan hal tersebut merupakan potensi besar untuk pembangunan. 

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2012, jumlah total desa di Indonesia mencapai 79.702 unit yang tersebar dai mulai Aceh hingga Merauke. 

Potensi desa merupakan segala sesuatu yang ada di desa yang dapat dioptimalkan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. 

Potensi desa terbagi menjadi dua yaitu potensi fisik dan potensi non fisik. Baca juga: Pendekatan keruangan, ekologi dan kewilayahan

1. Potensi fisik
Potensi fisik adalah potensi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di desa seperti tanah, air, lahan pertanian, hewan ternak, cuaca iklim dan lainnya. 

Lokasi desa di Indonesia berbeda-beda karena kenampakan fisik dan morfologi Indonesia beranekaragam mulai dari dataran rendah, pantai, bukit sampai pegunungan. 

Perbedaan kenampakan fisik tersebut akan berpengaruh terhadap jenis potensi desa yang bersangkutan. 

Misalnya di desa yang berlokasi di wilayah pantai maka dapat diketahui kondisi cuaca dan iklim di daerah tersebut adalah panas. 

Sedangkan sumber daya alam yang ada di pantai antara lain tambak, kelapa, ikan, terumbu karang dan lainnya. 

Beda halnya dengan di wilayah dataran tinggi yang berhawa sejuk maka potensi fisik desanya akan berupa daerah pertanian yang subur, sayuran, dan hewan ternak. 

2. Potensi non fisik
Potensi non fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan masyarakat desa dan tata perilakunya. Potensi non fisik lainnya adalah lembaga desa, aparatur desa, adat istiadat dan budaya. 

Suatu masyarakat desa yang hidup dalam waktu yang lama akan membentuk tata kehidupan tersendiri. Tata kehidupan akan dipengaruhi oleh kondisi alam wilayah desa itu sendiri. 

Misalnya Desa di daerah Tengger yang berlokasi di daerah Gunung Bromo sering melakukan upacara adat Kasodo dengan membuang sesajen ke kawah Bromo sebagai bentuk ritual meminta keselamatan. 

Beda halnya dengan desa yang berada dekat pantai seperti di Parang Tritis yang sering melakukan upacara buang sesajen ke laut. Baca juga: Jenis-jenis patahan kerak bumi
Pemandangan pedesaan asri
Sumber dan Gambar:
Geografi Desa Kota. Bintarto
close