Teknik Apersepsi Di Kelas Pembangkit Minat Belajar Siswa - Geograph88

Teknik Apersepsi Di Kelas Pembangkit Minat Belajar Siswa

Teknik Apersepsi Di Kelas Pembangkit Minat Belajar Siswa
Bapak/Ibu guru tentunya sudah familiar dengan istilah "apersepsi" ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. 

Apersepsi pada prinsipnya adalah kegiatan pendahuluan/pembuka pelajaran dengan tujuan untuk membangkitkan minat belajar siswa. 

Selama berprofesi menjadi guru saya telah beberapa ikut pelatihan-pelatihan tentang teknik-teknik mengajar dan memang kegiatan pembuka/apersepsi merupakan kegiatan penting dalam KBM dan seringkali banyak guru yang tidak tepat dalam memilih metode pembuka kelas.

Pemilihan metode yang salah tersebut membuat siswa tidak terangsang untuk belajar dan curiosity (kemauan dari dalam diri untuk mencari ilmu) mereka sangat rendah. 

Saya banyak searching di situs-situs luar negeri dan mendapatkan beberapa contoh apersepsi yang mampu membangkitkan minat belajar mereka. 

Apersepsi sebisa mungkin harus mengandung makna kontekstual artinya diawali dari pengalaman siswa, atau siswa terlibat dalam kegiatan pembuka pembelajaran setelah itu baru guru mengarahkan materi pelajaran kepada hal-hal yang bersifat konsep. Artinya pola kegiatan pembuka pelajaran di kelas adalah seperti ini

Beberapa guru termasuk saya pada awalnya seringkali ketika masuk kelas akan melakukan kegiatan berikut:
1. Menyapa siswa
2. Mengabsen
3. Menunjukkan indikator belajar dengan pertanyaan
# Anak-anak jadi pada kesempatan/pertemuan kali ini kita akan belajar tentang....bla...bla...bla?
# Ada yang tahu apa itu...bla..bla...bla?
# Anak-anak coba buka buku/lks halaman....bla..bla..bla?

Kegiatan 3 banyak sekali dilakukan oleh guru-guru dan metode tersebut sangtlah klasikal dan belum kontekstual dan menggugah curiosity siswa. 

Dalam berbagai pelatihan saya banyak mendapat masukan tentang cara membuka kelas dengan pendekatan berbeda tidak klasikal dan sangat baik untuk meningkatkan curiosity siswa. 


Ada beberapa cara yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk membuka pelajaran dengan menarik diantaranya:
1. Checking knowledge
Checking knowledge adalah kegiatan mengecek pemahaman materi pelajaran siswa pada materi sebelumnya. Saat masuk kelas guru bisa langsung mengecek pemahaman materi terutama pada siswa yang tergolong kategori di bawah rata-rata. 

Jika siswa tersebut lambat untuk menjawab soal yang diberikan guru maka dikatakan siswa tersebut belum paham, namun bila siswa cepat dalam menjawab pertanyaan guru maka ia bisa dikatakan paham.

2. Introducing Idea
Introducing idea adalah membangun ide atau permasalahan awal sebelum kegiatan dimulai. Misalkan ketika pelajaran sosiologi akan membahas CARA PENYELESAIAN KONFLIK.

Maka yang dibutuhkan pertamakali adalah menciptakan konflik itu sendiri di kelas. Guru bisa membuat skenario konflik/pertengkaran diantara beberapa siswa. 

Siswa lain diminta mengamati lalu setelah itu guru bertanya bagaimana cara mengatasi persoalan seperti yang terjadi pada temannya.

3. Analogy thinking
Analogy thinking adalah mengaitkan sebuah fenomena dengan materi yang akan dipelajari. Contoh yang pernah saya lakukan ketika mempelajari tentang Proyeksi Peta. 

Ketika masuk kelas yang membawa sebuah jeruk dengan skenario sebagai berikut:

# Anak-anak saya membawa sesuatu, bisa dilihat apa yang bapak bawa? (anak-anak pasti menjawab jeruk)
# Apa yang kira-kira akan bapak lakukan dengan jeruk ini? (jawaban anak-anak pasti banyak)
# Coba (sebut nama) maju ke depan, bisa tidak kamu kupas jeruk ini?Isinya boleh kamu makan.
Setelah itu guru membawa kulit jeruk yang telah dikupas siswa, dan merentangkan kulit jeruk tersebut di depan siswa. Setelah itu guru bertanya:
# Anak-anak bisa lihat apa yang terjadi pada kulit jeruk ini setelah direntangkan?
Biarkan anak-anak menjawab, sampai ada yang menjawab:
# Ada robekan atau sobekan kulit jeruknya tidak rata, pak!
Guru kemudian menggiring siswa ke indikator yang ingin dicapai pada pembelajaran hari ini:
# Nah, dari percobaan tadi dapat dilihat bahwa kulit jeruk yang diibaratkan permukaan bumi ketika dikupas dan dijadikan datar maka akan ada robekan sehingga permukaannya tidak teratur.
# Dalam peta maka dibutuhkan sebuah teknik untuk membuat robekan tersebut menjadi tidak ada atau diminalisir sekecil mungkin dan itulah yang dinamakan PROYEKSI PETA.

Setelah itu guru dapat menuju kegiatan inti seperti dengan membuat kerja kelompok diskusi. Intinya adalah kegiatan belajar yang membawa siswa dalam pengalaman melihat dan menyelesaikan masalah tersebut.

Dalam kegiatan pembuka KBM, jika anda bisa menggunakan ketiga model tersebut maka akan sangat bagus sekali namun memang akan sangat sulit dan perlu pemikiran ekstra untuk menemukan empat hal tersebut dalam kegiatan pembuka. 

Jadi jika anda memilih satu saja atau menggunakan dua dari empat metode di atas sudah sangat  bagus. Memang merubah paradigma pembelajaran klasik ke kontekstual membutuhkan ekstra tenaga dan pemikiran. 

Guru dituntut untuk lebih banyak membaca literasi dan berdiskusi sesama guru untuk menemukan ide-ide baru. Selamat mendidik. Baca juga: Contoh RPP Geografi Abad 21 4C
 

INFO UPDATE BUAT GURU GEOGRAFI SMA

Mau pesan buku paket geografi SMA Kelas X, XI dan XII karya saya (Mr. Agnas Setiawan)???
CEK DISINI (Cetakan pertama, stok terbatas)


close