Perbedaan Top-Bottom dan Bottom-Up Pembangunan - Geograph88

Perbedaan Top-Bottom dan Bottom-Up Pembangunan

Perbedaan Top-Bottom dan Bottom-Up Pembangunan
Sejak era Indonesia merdeka hingga saat ini pembangunan ekonomi terus berjalan. Kesejahteraan rakyat adalah tujuan utama pembangunan wilayah.

Perbedaan era pemerintahan berdampak pada perbedaan pola pembangunan itu sendiri. Setiap era pemerintah punya ciri khas pembangunan masing-masing.

Secara umum pendekatan pembangunan di Indonesia dikategorikan ke dalam 2 pendekatan utama yaitu Pendekatan Pembangunan dari Atas (Top- Down), Pendekatan Pembangunan dari Bawah (Bottom-up).

Baca juga:

a. Pendekatan Pembangunan dari Atas (Top-Down)
Konsep pendekatan Top-Down yaitu perencanaan pembangunan yang segala keputusan penting dan jenis kegiatannya telah ditentukan oleh pemerintah. 

Dalam hal ini masyarakat bersifat pasif hanya menerima segala sesuatunya dari pusat. Peran aktif masyarakat di daerah tidak terasa dan pemangku kepentingan dianggap sudah tahu tentang segala masalah dan solusi yang terdapat pada daerah yang bersangkutan. 

Di Indonesia konsep pendekatan ini sangat melekat pada era orde baru dari tahun 1970an hingga akhir 1990an. Beberapa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan ini diantaranya:
Kelebihan
1. Masyarakat tidak perlu repot untuk memberikan masukan dan ide kepada pemangku kebijakan karena program sudah berjalan sendiri.
2. Hasil program pembangunan bisa optimal karena biaya ditanggung oleh pemerintah pusat.
3. Para pelaksana kebijakan di pusat dapat berkerja dengan optimal.
Kelemahan
1. Masyarakat kurang diberikan ruang untuk memberikan gagasan dalam pembangunan di daerahnya.
2. Masyarakat tidak mengetahui dengan detail tentnag jalannya program dari awal hingga akhir.
3. Ada beberapa kalangan masyarakat yang nantinya merasa kecewa dengan kegiatan pembangunan karena tidak sesuai dengan harapannya

Pembangunan mall marka di kota besar
b. Pendekatan Pembangunan dari Bawah (Bottom-Up)
Pendekatan Bottom-up adalah perencanaan pembangunan dimana masyarakat lebih berperan dalam memberikan gagasan dari awal hingga pelaksanaan evaluasi. 

Dalam hal ini pemerintahan hanya berperan sebagai fasilitator pembangunan. Beberapa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan ini diantaranya adalah:

Kelebihan
1. Masyarakat berperan aktif dalam memberikan gagasan/ide mengenai program yang akan dilaksanakan.
2. Peran masyarakat lebih dominan dibandingkan masyarakat.
3. Masyarakat mengetahui dengan detail pelaksanaan pembangunan dari mulai awal hingga evaluasi.
Kelemahan
1. Peran pemerintah tidak bergitu optimal dan cenderung hanya menjadi penonton.
2. Sering terjadi kesalahpahaman antara masyarakat dengan pemerintah karena perbedaan pandangan.
3. Hasil pembangunan belum tentu baik dikarenakan di tingkat pusat pendidikan pegawai cenderung lebih tinggi dibandingkan di daerah.

Gambar: disini

close