Fenomena Diastropisma dan Cirinya - Geograph88

Fenomena Diastropisma dan Cirinya

Fenomena Diastropisma dan Cirinya
Pernahkan kamu makan rainbow cake atau kue lapis?, 

Bagaimana, enak bukan? Lalu apa hubungannya kue dengan postingan kali ini?.

Kulit bumi dalam hal ini batuan pada dasarnya memiliki struktur yang sama seperti kue lapis. Lha kok bisa?, 

itu semua adalah akibat dari proses diastropisma. Diastropisme adalah gerakan-gerakan di dalam kerak bumi yang mengakibatkan perubahan kedudukan sedimen atau deformasi tektonik. 

Gaya yang bekerja pada proses ini umumnya berupa tekanan tangensial (mendatar) yang akan menghasilkan gejala pelipatan dan gejala patahan pada sedimen-sedimen. 

Gaya tarikan (divergen) biasanya hanya menghasilkan patahan dengan berbagai bentuknya.

a. Gejala lipatan dan jenis lipatan
Pada suatu lapisan sedimen yang datar, apabila bekerja tekanan-tekanan tangensial, maka biasanya akan terjadi lipatan pada sedimen tersebut. 

Apabila tekanan-tekanan yang bekerja dari sebelah menyebelah tidak begitu besar dan sama kuatnya maka akan terbentuk lipatan tegak. 

Selain lipatan tegak masih ada jenis lipatan lainnya, yaitu : Lipatan miring, Lipatan Menggantung, Lipatan Isoklinal dan Lipatan rebah/sesar. 

Bentuk-bentuk ini sangat ditentukan oleh kekuatan gaya bekerja pada bidang atau lapisan sedimen. 

Apabila yang bekerja hanya gaya tangensial satu arah atau dua arah tetapi salah satunya lemah maka akan terjadi lipatan miring. 

Apabila kekuat-annya lebih besar lagi maka lipatan akan lebih miring lagi (rebah) sehingga sejajar dengan bidang datar. Baca juga: Proses Terbentuknya Atol

Setiap lipatan selalu ada bidang antiklinal dan sinklinal. 

Antiklinal adalah bagian tinggi lipatan (punggung lipatan) dan sinklinal adalah bagian rendah lipatan (lembah lipatan.

Pegunungan yang terjadi terdiri dari unsur-unsur struktur lipatan disebut Pegunungan Lipatan. 

Contohnya : pegunungan Jura di Swiss, Bukit Barisan di Indonesia.
b. Gejala Retakan/Diaklas
Diaklas adalah bentuk patahan yang tidak disertai dengan dislokasi. Misalnya pada lumpur kering sering ditemukan diaklas-diaklas yang membentuk jaringan poligon. 

Jaringan poligon ini terjadi karena kontraksi selama pendinginan berjalan. 

Batuan yang biasanya banyak mengandung diaklas, yaitu Basalt dan Granit. Diaklas juga banyak terjadi pada antiklinal-antiklinal yang biasanya juga disebut Tectonic Joint

c. Gejala Patahan/Sesaran dan jenisnya
Patahan dapat terjadi karena gaya-gaya tekanan atau tarikan. Jika tekanan bekerja pada batuan yang bersifat cair-liat maka akan terbentuk lipatan. 

Tetapi bila gaya tekanan bekerja pada batuan yang bersifat kaku maka akan terbentuk patahan.
Diastropisma dan Cirinya
http://cdn.zmescience.com/wp-content/uploads/2012/10/mt_head_formation_fold.jpg
Letak bidang patahan pada umumnya miring sehingga dapat dibedakan antara bagian atas dan bagian bawah patahan tersebut. 

Jika bagian atas merupakan bagian yang bergerak vertikal ke atas maka disebut dengan  

Sesar Naik. Dan sebaliknya bila bagian atas bidang patahan itu bergerak vertikal ke bawah maka disebut Sesar Turun. 

Jika jarak pergeseran itu sangat kecil, sehingga tidak terjadi patahan maka dinamakan Fleksur. Patahan juga bisa bergerak ke samping yang disebut Sesar Horizontal.

Bagian-bagian patahan
- Graben adalah bagian patahan yang mempunyai posisi di bawah dan terletak diantara dua bagian yang tinggi dan masing-masing bagian dipisahkan oleh bidang patahan.
- Horst adalah bagian patahan yang mempunyai posisi di atas.
- Escarpment adalah tebing terjal yang membatasi horst dan graben.

Pada kenyataan di lapangan sangat sulit untuk menunjukkan bagian-bagian dari patahan tersebut. 

Hal ini karena pengerjaan eksogen yang intensif telah banyak mengubah bentukan-bentukan tersebut, misalnya dengan proses pelapukan dan erosi dan sedimentasi yang berjalan terus. 

Lembah Rhein adalah sebuah graben yang terkenal di Eropa Barat dengan horstnya adalah Vogezen dan Schwarzwald. 

Lembah Jordan dan Laut Mati juga merupakan Graben sedangkan Horstnya adalah dataran tinggi Judera dan Trans Jordania. Pegunungan Drakensberg di Afrika Selatan dengan Great Escarpment  nya.

Contoh patahan di Indonesia yang terkenal adalah Patahan Semangko, yaitu suatu sistem patahan yang memanjang dari Sumatera Utara sampai ke Teluk Semangko di Sumatera Selatan. Baca juga: Yuk, Wisata Kebun Teh Ke Tasikmalaya

Pegunungan yang banyak mengandung patahan disebut Pegunungan Patahan. Salah satu contoh pegunungan patahan adalah Perbukitan Jiwo dan Gunung Kidul di Jawa Tengah.
close