Evolusi Jagat Raya - Geograph88

Evolusi Jagat Raya

Evolusi Jagat Raya
Seberapa banyak kalian mengetahui isi jagat raya ini?. Apa saja sih isi alam semesta ini, lalu dimana titik berakhirnya alam semesta?. 

Jika alam semesta ini memiliki batas lalu di luar batas tersebut ada apa?. Pertanyaan tersebut tentunya membuat kita bingung dan pusing memikirkannya. 

Sekitar 11 sampai 15 miliar tahun yang lalu semua materi dan energi di alam semesta ini terkonsentrasi ke satu titik daerah yang hanya berupa atom saja. Pada masa itu, materi, energi, ruang dan waktu belum lah ada. 

Lalu tiba-tiba, alam semesta mulai berkembang pada tingkat yang luar biasa dan materi, energi, ruang dan waktu muncul menjadi (Big Bang). 

Selama jagat raya berkembang, materi mulai menyatu menjadi awan gas, dan kemudian bintang dan planet.

Tata surya kita terbentuk sekitar 5 milyar tahun yang lalu ketika alam semesta adalah sekitar 65% dari ukurannya sekarang. Hari ini, alam semesta terus berkembang.
Evolusi Jagat Raya
Konstelasi Galaksi Terjauh, pic:http://annesastronomynews.com/

Mengapa banyak ilmuwan percaya terhadap Big Bang?

Penerimaan teori ini oleh komunitas ilmiah didasarkan pada sejumlah pengamatan. Observasi ini mengkonfirmasi prediksi spesifik tentang teori Big Bang. Dalam bagian sebelumnya, kita belajar bahwa para ilmuwan menguji teori mereka melalui deduksi dan trial eror. Prediksi terkait dengan teori Big Bang yang telah diuji oleh proses ini adalah:

1. Jika Big Bang itu terjadi, semua benda dalam alam semesta harus bergerak menjauh dari satu sama lain. Pada tahun 1929, Edwin Hubble mendokumentasikan bahwa galaksi di alam semesta kita memang bergerak menjauh dari satu sama lain.

2. Big Bang harus meninggalkan "sisa-sisa gelombang cahaya" dari ledakan. Pada tahun 1960, para ilmuwan menemukan adanya radiasi latar belakang kosmik, yang disebut "afterglow" setelah ledakan Big Bang. 

Pengukuran yang paling akurat tentang radiasi kosmik ini datang pada November 1989, oleh satelit Cosmic Background Explorer (COBE). Pengukuran dari satelit ini menguji prediksi penting dari teori Big Bang. 

Prediksi ini menunjukkan bahwa ledakan awal yang melahirkan alam semesta seharusnya menciptakan radiasi dengan spektrum yang mengikuti kurva hitam. 

Pengukuran COBE menunjukkan bahwa spektrum radiasi kosmik bervariasi dari kurva hitam dengan hanya 1%. Tingkat kesalahan ini dianggap tidak signifikan.

3. Jika alam semesta dimulai dengan Big Bang, suhu ekstrim harus menyebabkan 25 persen dari massa alam semesta menjadi helium. Ini terbukti dari penelitian astronomi terbaru.

4. Materi di alam semesta harus didistribusikan secara homogen. Pengamatan astronomi dari Hubble Space Telescope  menunjukkan bahwa materi di alam semesta pada umumnya memiliki distribusi homogen.

Bagaimana alam semesta berakhir?

Kosmolog telah mendalilkan dua macam akhir masa alam semesta Jika alam semesta tak terbatas atau tidak memiliki tepi, itu harus terus berkembang selamanya. Jagat raya yang terbatas atau tertutup hancur ketika ekspansi berhenti karena gravitasi. 

Jagat raya berakhir ketika semua materi dan energi dikompresi ke dalam energi tinggi, kerapatan sangat tinggi. Skenario ini dinaamakn disebut Big Crunch. 

Beberapa teori telah menyarankan bahwa Big Crunch akan menghasilkan  Big Bang baru dan proses dari perluasan alam semseta akan dimulai kembali. Ide ini disebut teori Oscillating Universe.

close