Pendekatan Ekologi Geografi - Geograph88

Pendekatan Ekologi Geografi

Pendekatan Ekologi Geografi
Pendekatan lain yang digunakan dalam menganalisa gejala geosfer adalah pendekatan lingkungan atau ekologi. Ruang permukaan bumi banyak berubah karena pengaruh aktifitas mahluk hidup khususnya manusia. Prinsip ekologi yang paling mendasar dan digunakan dalam menganalisis permukaan bumi adalah prinsip keterkaitan dalam jaring kehidupan. Dalam kehidupan setiap unsur saling terkait secara utuh dan terpadu membentuk suatu sistem. Dengan asumsi, tidak ada satu unsur pun dalam kehidupan ini yang dapat berdiri sendiri, semuanya saling terkait dan tergantung (interdepensi), baik itu unsur fisik dengan fisik, fisik dengan makhuk hidup, maupun makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya. 
Pendekatan Ekologi Geografi
Kegiatan Manusia Merubah Struktur Ruang, pic:http://www.pecs-science.org/
Misalnya jenis tanah sangat tergantung pada batuan asal dan iklim, jenis tanah dapat memperngaruhi jenis tumbuhan yang hidup, karena tanah merupakan media tanaman yang sangat penting. Tumbuhan pun  sangat tergantung pada iklim, ketinggian dan budaya manusia termasuk teknologi. Keragaman dan jenis tanaman sangat mempengaruhi keberadaan dan jenis hewan yang hidup di sekitarnya. Manusia dalam taraf teknologi tertentu sangat tergantung pada keberadaan tumbuhan dan hewan secara alami. Dalam teknologi taraf tinggi pun keberadaan hewan dan tumbauhan tetap memiliki posisi yang sangat strategis, baik sebagai sumber makanan, pakaian, perumahan, obat-obatan dan kebutuhan lainnya. Manusia dengan manusia lain pun saling berhubungan, berinteraksi, membntuk sistem kebudayaan. Sistem kebudayaan yang diadopsi oleh manusia banyak pula dipengaruhi oleh alam/lingkungan di mana ia melangsungkan kehidupan.
Pada dasarnya analisis ekologi adalah untuk mempertanyakan, menyelidiki dan memahami (1) bagaimana alam sebagai suatu sistem bekerja secara saling ketergantungan; (2) bagaimana eksistensi makhluk hidup dalam satu sistem kehidupan; (3) Bagaimana peranan makhluk hidup dalam habitatnya sehingga kehidupan dapat berlangsung secara optimal; (4)

Bagaimana makhluk hidup dapat mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya dengan baik, unsur pokok dan penunjang apa yang diperlukan; (5) bagaimana spesies-spisies dalam suatu ekosistrem saling beradaptasi; (6) Apa yang mereka perlukan dalam habitatnya dan dapat melangsungkan kehidupannya; (7) Bagaimana setiap makhluk hidup menghadapi keterbatasan dan harus toleran terhadap berbagai perubahan; (8) bagaimana individu-individu dalam populasi mengalami pertumbuhan (Odum, 1971).

Semua unsur dalam ekosistem mengikuti tatanan yang rumit namun teratur. Setiap unsur dalam kehidupan mempunyai peran dan fungsinya masing-masing. Kehidupan alam semesta mempunyai daya lenting untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, selama perubahan- perubahan itu berada pada taraf yang wajar. Dengan adanya perkembangan manusia yang sangat cepat baik secara jumlah maupun kualitas, menyebabkan eksploitasi alam secara berlebihan. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya kerusakan-kerusakan ekologi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Geografi merupakan ilmu yang bersifat antroposentris, melihat manusia secara dua sisi yaitu imanen dan transenden. Secara imanen manusia merupakan bagian yang terintegrasi dengan unsur alam lainnya, dengan tubuhan dan hewan. Manusia mempunyai peran yang sama dalam memanfaatkan lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Secara transenden, manusia mempunyai tanggungjawab yang lebih dibandingkan makhluk hidup lainnya, karena manusia dibekali dengan akal. Setiap prilaku manusia selalu dalam memanfaatkan alam selalu ada resiko-resiko terhadap alam, karena itu tanggungjawab, etika lingkungan harus selalu dilibatkan dalam memanfaatkan lingkungan. Dalam memanfaatkan lingkungan 5 prinsip pengelolaan ekosistem selalu harus diaplikasikan dengan baik  yaitu keterkaitan (interdependency), keragamanan (diversity), kesinambungan (sustainability), keseimbangan (equilibrium) dan keserasian (harmony).
close