Perbedaan Teori Big Bang dan Steady State - Geograph88

Perbedaan Teori Big Bang dan Steady State

Perbedaan Teori Big Bang dan Steady State
Jagat raya ini masih mengundang sejuta misteri bagi ilmuwan terutama tentang proses terbentuknya.

Dalam dunia sains sering dilakukan pemodelan untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu fenomena fisis dimana fenomena yang riilnya tidak terjangkau oleh indra penglihatan karena dimensi fenomena tersebut sangat kecil (mikroskopis) atau sangat besar. 

Dalam fisika atom kita pernah mengenal model atom, dimana dimodelkan bahwa dalam struktur atom tersebut, inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron. Model ini dapat diterima sampai saat ini. 

Keberadaan model ini sangat penting sebagai titik tolak untuk penyelidikan lebih lanjut. Jarang sekali model yang diajukan langsung mapan, melainkan bisa gugur atau secara bertahap mengalami penyempurnaan, yang disesuaikan dengan data-data empirik yang diperoleh dari penyelidikan, maupun dengan hukum-hukum alam yang telah diterima keberlakuannya. 

Jika model ini telah terbukti keabsahannya dan diterima oleh khalayak maka dapat meningkat statusnya menjadi teori. Dari model itu pun penyelidikan dapat dilanjutkan kearah penelusuran pembentukan fenomena tersebut.

Manusia sejak zaman dahulu mencari tahu tentang bagaimana jagat raya ini terbentuk. Hingga saat ini ada 2 anggap teori yang selalu diperdebatkan tentang hal tersebut yaitu Big Bang dan Steady State.

Teori Big Bang
Teori Big Bang adalah upaya untuk menjelaskan apa yang terjadi pada awal alam semesta kita. 

Penelitian astronomi dan fisika telah menunjukkan tanpa keraguan bahwa alam semesta kita lakukan sebenarnya memiliki awal. Teori big bang adalah upaya untuk menjelaskan apa yang terjadi selama dan setelah saat "itu".

Menurut teori standar, alam semesta kita melompat menjadi ada sebagai "singularitas" sekitar 13,7 miliar tahun lalu. 

Apa yang dimaksud dengan "singularitas" dan darimana asalnya? Nah, jujur, kita tidak tahu pasti. 

Singularitas adalah zona yang menantang pemahaman kita tentang fisika. Mereka diperkirakan ada pada inti dari sebuah "lubang hitam." Lubang hitam adalah daerah tekanan gravitasi yang intens. 

Tekanan yang sangat kuat membuat materi masuk dalam zona kepadatan tak terbatas. (sebuah konsep matematika yang benar-benar mengejutkan pikiran). Zona kepadatan tak terbatas  ini disebut "singularitas." 

Alam semesta kita diperkirakan telah dimulai dari objek sangat kecil, jauh panas, jauh padat, "singularitas". Mana asalnya? Kita tidak tahu. Mengapa hal itu muncul? Kita tidak tahu.
Perbedaan Teori Big Bang dan Steady State
Animasi Big Bang, pic:http://www.mssl.ucl.ac.uk/www_astro/agn/bubble_anim.gif
Sesaat setelah ledakan (the "Big Bang"), meluas, dingin lalu membentuk berbagai macam galaksi, planet dan benda langit lain. 

Hal ini terus berkembang dan dingin untuk sampai saat ini dan kita hidup di dalamnya: makhluk yang luar biasa hidup di sebuah planet yang unik, mengitari sebuah bintang yang indah berkumpul bersama-sama dengan beberapa ratus miliar bintang di galaksi melonjak di dalam makrokosmos, yang semuanya adalah dalam alam semesta yang mengembang yang dimulai sebagai singularitas sangat kecil yang muncul entah dari mana untuk alasan yang tidak diketahui. Ini adalah teori Big Bang. Pendukung teori ini adalah Hwaking, Einstein dan Lemaitre.

Teori Steady State
Teori steady - state adalah pandangan bahwa alam semesta selalu berkembang tetapi menjaga kepadatan rata-rata yang konstan, materi yang terus menerus diciptakan untuk membentuk bintang baru dan galaksi pada tingkat yang sama bahwa yang lama menjadi tidak teramati sebagai konsekuensi dari meningkatnya jarak dan kecepatan mereka resesi. 

Menurut teori steady -state alam semesta tidak memiliki awal atau akhir dalam waktu; rata-rata kerapatan galaksi adalah sama.

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Sir James Jeans di sekitar tahun 1920 dan kemudian direvisi pada tahun 1948 oleh Hermann Bondi dan Thomas Emas. 

Ini dikembangkan lebih lanjut oleh Sir Fred Hoyle untuk menangani masalah yang timbul sehubungan dengan hipotesis big-bang.

 Pengamatan sejak tahun 1950 telah menghasilkan banyak bukti bertentangan dengan gambaran kondisi mapan dan mendukung model big -bang sehingga teori keadaan tetap ditolak.
close